Impian Diatas Kertas Putih
Dinginnya malam masih terasa di kulitku saat tangan ku ini menari dengan indah dengan sebuah pena diatas kertas putih bergaris. Ditemani secangkir kopi dan alunan suara lagu yg merubah suasana, jari ku terus menari-nari di atas kertas putih yg terlentang vertikal di depanku. Berpikir sejenak, "malam ini aku menulis apa ya?" tanyaku dalam hati. "Menulis tentang sebuah impian aja dah" jawabku kemudian.
Mungkin dalam benak kalian bertanya "Apasih arti kata impian?". Impian yaitu gambaran masa depan yang akan diraihnya. Setiap orang pasti memiliki impian bahkan orang gila pun pasti punya impian. Bagi ku impian memang tak ada batasnya, setiap orang berhak memilik itu semua, tidak memandang usia, status sosial, bahkan keturunan. Mungkin selama ini kita sering bicara "suatu saat aku akan pergi ke eropa" atau "suatu saat aku akan menaikan haji kedua orangtua". Tapi, Suatu saat kapan?? 1 tahun? 5 tahun atau bahkan 20 tahun?. Kita harus memperjelas impian kita, agar tidak terlihat seperti omong kosong yg masuk dan keluar begitu saja. Semua kesuksesan pasti diawali dengan mimpi kecil. Begitu pula dengan impianku, impianku hanya ingin membanggakan kedua orang tuaku dan hidup bahagia saat kelak nanti *impian yg sangat sederhana bukan?.
Seiring berjalannya waktu, impian ku terus berkembang satu demi satu. Bagiku impian bukanlah sekedar angan angan semata, impian itu nyata dan bahkan sangat nyata. Dulu aku pernah bermimpi masuk sekolah yang notabenenya favorit, dan impian tersebut berhasilku raih dengan kerja kerasku. Dari situ lah aku percaya dan selalu ingat kata kata yg pernah muncul di suatu novel yg sangat terkenal. Kata-kata itu berbunyi “Jika kamu punya mimpi-mimpi, cita-cita, keyakinan, atau apapun yang kamu kejar maka taruhlah disini (kening) jangan menempel. Biarkan dia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening jadi dia tak akan pernah lepas dari matamu, dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, dan percayalah bahwa kamu bisa. Apapun hambatannya, maka bilanglah pada dirimu sendiri bahwa kamu percaya pada keinginan itu dan tak akan menyerah. Bahkan kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri, biarkan keyakinan kamu 5 centimeter mengambang di depan kamu dan sehabis itu yang kamu perlukan hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, leher yang akan sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa”, sungguh kata" yang membuat bulu kuduk ku merinding.
Mulai beranjak dewasa, impian ku mulai menjadi-jadi. Dari bermimpi ingin menjadi Pengusaha, Pegawai pajak, dll. Dan dari situ aku yakin aku bisa mencapai salah satu dari beberapa impianku. Memang benar, jika kita ingin mengambil impian yang besar maka siapkanlah dirimu untuk mendapatkan resiko yang besar pula. Seorang penulis pernah berkata dalam bukunya, bahwa "Impian terdiri dari usaha dan doa, jika usaha tanpa doa = sombong begitu pula kebalikannya, doa tanpa usaha = Omong kosong.
Dari buku yang aku baca, ku beri satu hal bahwa "Bila engkau mempunyai impian, agar impian itu menjadi nyata, engkau harus membelinya dengan kredit sampai lunas. Karena Tuhan selalu pintar melabeli harga setiap barang yang di inginkannya. Aku selalu berpikir bahwa Ia tidak akan memberikan hal yang kita inginkan dengan cuma cuma, bukan karena ia pelit, tapi karena ada banyak hal yg jauh lebih bermakna pada proses perjalanan mencapainya, bahkan terkadang lebih penting dari hasil itu sendiri."
"Jika impianmu sudah tercapai jangan lah cepat puas, karena diatas langit masih ada langit"
Krisdana Bintang
Mungkin dalam benak kalian bertanya "Apasih arti kata impian?". Impian yaitu gambaran masa depan yang akan diraihnya. Setiap orang pasti memiliki impian bahkan orang gila pun pasti punya impian. Bagi ku impian memang tak ada batasnya, setiap orang berhak memilik itu semua, tidak memandang usia, status sosial, bahkan keturunan. Mungkin selama ini kita sering bicara "suatu saat aku akan pergi ke eropa" atau "suatu saat aku akan menaikan haji kedua orangtua". Tapi, Suatu saat kapan?? 1 tahun? 5 tahun atau bahkan 20 tahun?. Kita harus memperjelas impian kita, agar tidak terlihat seperti omong kosong yg masuk dan keluar begitu saja. Semua kesuksesan pasti diawali dengan mimpi kecil. Begitu pula dengan impianku, impianku hanya ingin membanggakan kedua orang tuaku dan hidup bahagia saat kelak nanti *impian yg sangat sederhana bukan?.
Seiring berjalannya waktu, impian ku terus berkembang satu demi satu. Bagiku impian bukanlah sekedar angan angan semata, impian itu nyata dan bahkan sangat nyata. Dulu aku pernah bermimpi masuk sekolah yang notabenenya favorit, dan impian tersebut berhasilku raih dengan kerja kerasku. Dari situ lah aku percaya dan selalu ingat kata kata yg pernah muncul di suatu novel yg sangat terkenal. Kata-kata itu berbunyi “Jika kamu punya mimpi-mimpi, cita-cita, keyakinan, atau apapun yang kamu kejar maka taruhlah disini (kening) jangan menempel. Biarkan dia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening jadi dia tak akan pernah lepas dari matamu, dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, dan percayalah bahwa kamu bisa. Apapun hambatannya, maka bilanglah pada dirimu sendiri bahwa kamu percaya pada keinginan itu dan tak akan menyerah. Bahkan kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri, biarkan keyakinan kamu 5 centimeter mengambang di depan kamu dan sehabis itu yang kamu perlukan hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, leher yang akan sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa”, sungguh kata" yang membuat bulu kuduk ku merinding.
Mulai beranjak dewasa, impian ku mulai menjadi-jadi. Dari bermimpi ingin menjadi Pengusaha, Pegawai pajak, dll. Dan dari situ aku yakin aku bisa mencapai salah satu dari beberapa impianku. Memang benar, jika kita ingin mengambil impian yang besar maka siapkanlah dirimu untuk mendapatkan resiko yang besar pula. Seorang penulis pernah berkata dalam bukunya, bahwa "Impian terdiri dari usaha dan doa, jika usaha tanpa doa = sombong begitu pula kebalikannya, doa tanpa usaha = Omong kosong.
Dari buku yang aku baca, ku beri satu hal bahwa "Bila engkau mempunyai impian, agar impian itu menjadi nyata, engkau harus membelinya dengan kredit sampai lunas. Karena Tuhan selalu pintar melabeli harga setiap barang yang di inginkannya. Aku selalu berpikir bahwa Ia tidak akan memberikan hal yang kita inginkan dengan cuma cuma, bukan karena ia pelit, tapi karena ada banyak hal yg jauh lebih bermakna pada proses perjalanan mencapainya, bahkan terkadang lebih penting dari hasil itu sendiri."
"Jika impianmu sudah tercapai jangan lah cepat puas, karena diatas langit masih ada langit"
" Aku yakin bahwa dimana ada harapan, disitu juga impian akan jadi kenyataan"
Krisdana Bintang
Komentar
Posting Komentar